Narkoba Sangat berbahaya

Desember 31, 2007

                                  Narkoba Sangat Berbahaya

Selaku ketua panita Dra. Kurnia Saptaningsih, MM, yang juga menjabat Kepala Sekolah SMA Barunawati berharap perhelatan akbar yang melibatkan hampir seluruh SMA di Surabaya ini, bisa mempengaruhi jalan pikiran remaja bahwa narkoba sangat berbahaya. “Sebagai sekolah yang ditunjuk Direktorat untuk melakukan kampanye anti narkoba, saya berharap para siswa yang hadir menjadi kader-kader dari sekolah untuk mengimbaskan pada rekan-rekan di sekolahnya, bahwa penggunaan psikotropika dan narkoba tidak baik. Dengan begitu, diharapkan penggunaan narkoba di sekolah-sekolah dapat dicegah. Anak-anak usia remaja, terutama SMA rawan sekali terkena pengaruh narkoba,” ujarnya di sela-sela acara.

Wakasek Kesiswaan SMA Barunawati, Johannes Mardijono, S.Pd, MM, menyetujui apa yang diutarakan Dra. Kurnia Saptaningsih, MM. Selaku koordinator lapangan, ia berpendapat, terpilihnya SMA Barunawati sebagai tempat pelaksanaan road show, karena letak sekolah tersebut sangat rawan terhadap pengaruh narkoba. Sekolah ini letaknya berdekatan dengan pelabuhan. “Saat ditunjuk, kami memperoleh prevention program unit dari Direktorat Jakarta. Kami memperoleh dana dua kali untuk membuat acara pencegahan terhadap narkoba. Mungkin karena cara kerja kami dianggap bagus, maka kami diserahkan untuk membuat acara Gerakan Anti Narkoba. Selain road show, kami juga menampilkan hasil kreativitas anak-anak berupa band, graviti, barongsai dan donor darah. Saya berharap, para siswa yang kami undang bisa bercerita ke teman sebaya dan berkata, ini lho, narkoba sangat berbahaya. Jika diberitahu oleh teman sebaya, bisanya mereka lebih cenderung mendengar ucapan temannya,” ujarnya.

Remaja menjadi sasaran road show, tentu ada sebabnya. Kepala Dinas dan Pendidikan Provinsi Jawa Timur, DR. Edi Ratio, Msi, berpendapat, narkoba nerupakan alat ampuh untuk menjajah generasi muda Indonesia, terutama dalam merusak mental mereka. Kalau generasi mudanya sudah rapuh, tidak punya kekuatan apapun, maka negara tersebut dengan mudah dikuasai dalam segala hal. Apakah itu berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan lain sebagainya. Penjajahan yang dilakukan negara-negara lain, tidak lagi dengan senjata, tetapi dengan cara merusak mental generasi muda. “Pada umumnya generasi muda itu mudah terpengaruh, sebab jiwa kreativitas mereka seperti itu,” jelasnya.

Sedangkan Kepala Bagian Kesiswaan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA) Cipete Jakarta, DR. Mukhlis Catio, dalam sambutannya menjelaskan, untuk memberantas narkoba tidak ada kata ‘tunggu’. Sejak Januari hingga April 2004, seratus lebih kasus yang ada, tujuh puluh persennya adalah kasus narkoba. Enam puluh persen pelakunya kawula muda. Angka tersebut sangat memprihatinkan, jadi perlu dibuat suatu program, perlu aksi nyata agar penggunaan narkoba di kalangan remaja tidak menjadi lebih parah lagi. Narkoba juga telah menjadi problema dunia, sebab merupakan sindikat, dan mafia. Untuk pencegahan, diperlukan upaya prefentif tanpa kenal lelah. “Paling tidak, kegiatan road show memberikan kesadaran pada para siswa bagaimana mencegah bahaya narkoba masuk ke dalam diri mereka. Karena sekali mencoba, akan terus mencoba. Oleh karena itu, narkoba harus diberantas.” Ujarnya.

Narkoba Musuh Tidak Terlihat
Melihat hasil penelitian pengguna narkoba 2004-2005 di empat Ibu Kota Provinsi, yaitu Semarang, Yogya, Surabaya, dan Denpasar, Bali, DR. Jatie Pudjibudoyo dari Universitas Surabaya menjelaskan, pengguna narkoba paling banyak berusia antara 20-22 tahun. Makin buruk persepsi orang menganai fungsi keluarga, semakin besar kemungkinan ketergantungan terhadap narkoba. Semakin rendah pemahaman terhadap agama, seseorang makin cenderung tergantung pada narkoba. Individu dengan kecemasan dan depresi, memiliki kecenderungan untuk lebih tergantung pada narkoba.

Pendapat di atas diakui oleh Dra. Kurnia Saptaningsih, MM. Kepala Sekolah SMA Barunawati. “Usia anak-anak SMA sangat rawan sekali, terutama terhadap pengaruh narkoba,” tukasnya.

Sebab, menurut DR. Mukhlis Catio kembali, narkoba adalah musuh yang tidak terlihat.. Teroris bisa dihancurkan. Tapi narkoba tidak bisa.

Kunci yang utama agar terhindar dari pengaruh narkoba adalah mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Melakukan sholat lima waktu, hormat kepada orangtua, menjalankan perintah-perintah agama. Peran orangtua dan wali murid juga penting. Kepala Sekolah dan para Wakil Kepala Sekolah harus melakukan komunikasi yang baik dengan orangtua/wali murid. Jika komunikasi terjalin erat, orangtua akan mengetahui hal-hal ganjil pada anak-anaknya.

“Kuatkan iman dan banyak berzikir, adalah salah satu cara untuk terhindar dari narkoba. Pembinaan narkoba bukan hanya sekedar menghentikan masalah kecanduannya saja, masalah maksiat-maksiat lain juga banyak. Agama penting sekali. Jika iman seorang pencandu sudah rusak, jangankan disuruh mengerjakan hal-hal yang baik, kita beri nasehat atau fatwa saja, tidak bisa diterima. Jadi, pembinaan korban anrkoba bukan sekedar memperbaiki masalah kecanduannya saja, tapi keseluruhan,” ungkap Udstad KH. Abdul Rajak dari Pondok Pesantren Suralaya.

Handphone dan Situs-Situs Internet
 Saat ini peredaran narkoba dan gambar porno tidak hanya melalui transaksi,. Namun bisa melalui Handphone, situs-situs di internet, jika itu membuat ketagihan akan membahayakan sekali. Terutama bagi anak-anak yang tidak siap mentalnya. Jika ingin menjadi bangsa yang cerdas dan tangguh, tentu hal-hal sepert ini harus dihindari, jelas DR. Rasiyo, Msi kembali.

Road show yang berlangsung di SMA Barunawati Surabaya, terbilang sukses. Acara dimeriahkan juga dengan pementasan band, barongsai, corat-coret graviti, dan donor darah. Acara ini diakui oleh Iptu Sukemi dari Bina Mitra KP 3 Kepolisian Polwitabes Surabaya, cukup bagus. Sebab sangat berguna bagi generasi muda yang merupakan generasi penerus bangsa. Menurutnya, narkoba merupakan momok, kejahatan yang sangat merugikan Negara. “Saat ini, kami pihak kepolisian masih bisa menanggulangi peredaran narkoba. Meski demikian, kami juga meminta sekolah-sekolah membuat jaringan informasi, bilamana ada peredaran narkoba, bisa menghubungi kepolisian,” harapnya.

Komentar Siswa-Siswa Peserta Road Show

Djafar Siswa Kelas IPA SMAN 15 Surabaya.
“Acara seperti ini bagus. Undangan yang datang banyak, itu menandakan acara ini sukses. Selain itu, kita jadi tahu bahaya narkoba itu seperti apa, dan kita semakin menjauhi narkoba.”

Yessy dan Amira SMAN 13 Surabaya
“Pengaruhnya terhadap remaja banyak. Salah satunya, remaja menjadi tahu apa itu bahaya narkoba. Apa keburukannya, Selain narkoba perlu juga dibahas tentang bebas”

 Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh Faysa dari Sekolah Menengah Islam Kartika. Judul puisinya Doa seorang pemabuk.

Testimoni Pecandu Narkoba

Khairil, Mantan Pecandu Narkoba
Sosok yang satu ini memiliki wajah tampan. Ia pernah bolak-balik masuk panti rehabilitasi. Namun tetap tidak berubah. Ia bahkan pernah dicuci otak dengan metode rapid detox (cuci otak a la Israel) dengan biaya sebesar 22 juta rupiah. Tapi tetap saja tak sembuh. Menurut Udstad Ali, penyebabnya berkaitan dengan fisik, tidak dengan jiwanya. Jiwa itu tidak bisa diobati, kecuali dengan zikir dan Ridho Allah. “Saya berharap ini yang terakhir kalinya ia masuk Pondok Pesantren Suralaya,” ujar Udstad Ali.

Dalam pengakuannya, Khairil mantan pemakai putaw. Banyak teman-temannya meninggal karena benda haram itu.. “Kita para pecandu ingin hidup. Semua yang kami rasakan sangat tidak enak. Rasa sakit, menderita, hidup terasa capek dan bosan. Itu sebabnya dorongan untuk sembuh terus tumbuh dari dalam diri sendiri,” katanya.

Agus, Mantan Pecandu Narkoba
Pemuda gagah bertubuh kekar ini, pernah memakai shabu-shabu dan ekstasi, motivasi sembuh datang, disebabkan karena ia merasa sakit dan tidak enak selama memakai benda haram tersebut. “Saat itu, di dalam kamar kost, saya dan teman-teman rutin memakai narkoba. Melihat salah satu teman saya gila, diajak bicara tidak nyambung, akhirnya saya takut. Tapi keinginan memakai masih ada. Waktu itu, saat memakai rasanya enak. Namun setelah selesai rasa tidak enaknya lebih banyak. Itu sebabnya, apa pun jenis narkoba, lebih banyak tidak ada bagusnya buat kita. Kala itu, saya ingin lepas dari jerat narkoba, tapi tidak bisa, saya seperti orang bingung, dan putus obat (sakaw). Dan saya sudah habis-habisan. Saat sakaw seluruh badan terasa sakit. Sewaktu butuh barang itu, uang saya habis. Yang jelas, itu membuat saya ingin sembuh. Saya berharap jangan coba-coba dengan narkoba. Sebab sedikit saja kita memakai barang itu, kita akan terus memakainya,” aku Agus